
Namun apakah kepraktisan tersebut, memberikan dampak yang baik untuk kesehatan para konsumen makanan dan minuman kaleng? Menurut para ahli gizi, seperti yang hanyawanita.com kutip dari Warta Klub Nova, bahwa kandungan gizi makanan kaleng sama dengan makanan yang tidak melalui proses pengalengan, karena makanan kaleng diproses dengan cara-cara tertentu sehingga kandungan gizinya tidak hilang.
Namun begitu, dalam pemrosesannya, tetap ada penurunan kandungan protein, lemak dan karbohidrat, meskipun dalam skala yang kecil. Selain itu, para konsumen pun harus lebih teliti lagi sebelum memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi makanan atau minuman kalengan, karena beberapa diantaranya ada yang tidak layak untuk dikonsumsi, karena:
Kerusakan biologis
Karena mikroorganisme tidak mati pada saat proses pemanasan, maka kerusakan biologis pun akan terjadi pada produk kalengan. Tanda-tanda bahwa produk tersebut mengalami kerusakan biologis, diantaranya:
> Pada saat kaleng dibuka, maka bau asam akan menyeruak keluar, disertai cairan keruh dan berlendir. Hal itu disebabkan oleh mikroorganisme jenis bacillus.
> Terdapat warna hitam pada isi kaleng, dimana hal tersebut disebabkan oleh gas hydrogen sulfida yang diserap oleh makanan dalam kaleng. Sedangkan aroma busuk yang keluar saat kaleng dibuka, dikarenakan aktivitas mikroorganisme clostridium nigrificans.
> Kaleng akan menggembung, karena adanya fermentasi pada isi kaleng, sehingga bentuk kaleng normal akan berubah menjadi lebih besar. Saat dibuka, bau seperti keju pun akan tercium, karena terbentuknya asam butirat oleh bakteri clostridium thermosaccharolyticum.
> Adanya kebocoran pada kaleng akibat reaksi dari mikroorganisme yang berasal dari air pendingin.
Kerusakan kimiawi
Kerusakan kimia yang terjadi pada produk kalengan, disebabkan oleh adanya gas hydrogen didalam kaleng. Biasanya gas hydrogen berasal dari makanan yang mengandung asam. Akan semakin parah, jika kaleng yang digunakan terdapat karat. Dimana karat tersebut akan mengakibatkan persenyawaan dengan gas yang ditimbulkan dari makanan tadi, sehingga mencemari makanan yang ada didalam kaleng.
Ciri-ciri fisik yang dapat terlihat, yaitu adanya perubahan fisik pada kaleng yaitu kaleng berubah menjadi cembung. Kecembungan dari makanan kaleng yang terkena kerusakan kimia, bisa terdapat di bagian bawah kaleng, tutup kaleng ataupun badan kaleng. Jika masing-masing bagian yang mengembung ditekan, maka pengembungan akan pindah kebagian lain dari kaleng.
Akan tetapi, jika gas hydrogen yang terdapat dalam kaleng makanan sudah banyak, biasanya pengembungan pada bagian kaleng sulit untuk ditekan. Dan itu tandanya, makanan kaleng tersebut memiliki kerusakan kimia yang parah, sehingga bisa dipastikan tidak layak untuk dikonsumsi lagi.

Jika Anda menemui tanda-tanda seperti kerusakan biologis atau kimiawi seperti yang telah diuraikan diatas, berarti And pun harus lebih jeli, sebelum mengkonsumi makanan atau minuman kaleng. Berikut ini ada beberapa tips yang bisa Anda jadikan acuan sebelum membeli produk kalengan:
1.
Pastikan masa kadaluwarsanya masih lama.2.
Lihat dengan cermat kondisi fisik kaleng, jika ada gembungan, karat, bocor atau kerusakan lainnya, sebaiknya jangan dibeli.3.
Jika Anda mendapati produk kalengan yang sudah dibeli – meskipun kondisi fisiknya bagus - mengeluarkan bau-bauan yang tidak sedap dan terdapat cairan yang tidak sewajarnya, jangan dikonsumsi.4.
Simpan produk kalengan yang masih utuh ditempat yang kering dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung. Sedangkan untuk makanan yang tersisa dan masih bisa disimpan, sebaiknya simpan didalam freezer dalam keadaat yang tertutup rapat. (Dee)(Berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar
Budayakan Berkomentar Setelah Membaca dan Tolong Jangan Menaruh SPAM, Terima Kasih....